Jejak Awal Suku Tengger: Kisah Sultan Raja Pati hingga Joko Tengger yang Jarang Diungkap Publik
Kisah turun-temurun dari sumber paranormal Mojokerto membuka kembali sejarah awal masyarakat Tengger di lereng Bromo.
Mojokerto - Warta Kota Kita - Lereng Gunung Bromo yang hari ini dikenal sebagai pusat spiritual masyarakat Tengger ternyata menyimpan kisah sejarah panjang yang jarang diketahui. Sebuah penuturan dari seorang paranormal asal Mojokerto, yang akrab dijuluki Jubah Hitam dan enggan disebut nama aslinya, membuka kembali cerita tentang cikal bakal masyarakat Tengger yang selama ini lebih dikenal melalui tradisi Kasodo dan legenda Roro Anteng Joko Seger.
Dalam narasi sang sumber, asal-usul itu bermula dari sosok pemuda bernama Sultan Raja Pati, bangsawan muda yang disebut memiliki garis keturunan dari keluarga besar Raja Hayam Wuruk. Ia datang bersama istrinya, Sri Bawono, ke kawasan hutan belantara di lereng Bromo yang saat itu belum berpenghuni dan belum memiliki satu bangunan pun.
Membabat Hutan dan Mendirikan Bengkel Pande Besi
Sultan Raja Pati dan Sri Bawono membuka lahan, mendirikan bengkel pande besi, serta membuat berbagai peralatan termasuk Cikar, sarana transportasi khas yang disebut pernah dikirim ke wilayah Jugjokerto, Jawa Tengah. Kegiatan itu diyakini menjadi tonggak awal tumbuhnya peradaban di kawasan tersebut.
Namun perjalanan Sultan Raja Pati terhenti di usia muda, meninggalkan seorang putra bernama Joko Tengger yang kala itu baru berusia 12 tahun.
Joko Tengger dan Cikal Bakal Upacara Kasodo
Pada tahun 1399, Joko Tengger melanjutkan kepemimpinan ayahnya. Di masa remajanya, ia mulai membangun tempat-tempat pemujaan yang kelak menjadi dasar ritual Kasodo, bentuk puja syukur kepada Dewa Brahma yang hingga kini menjadi identitas budaya masyarakat Tengger.
Joko Tengger kemudian menikah dengan Sekar Cendono Wangi dan dikaruniai tiga anak: Jaka Laksana, Hartiningsih, dan Huga Udayana. Dua anak lainnya disebut meninggal saat kecil.
Situs Terkubur di Walandit
Sumber tersebut menuturkan bahwa banyak situs sejarah awal Tengger diyakini masih tertimbun di kawasan Desa Walandit. Temuan-temuan itu disebut menjadi jejak penting yang menunggu penelitian lebih mendalam, baik dari sisi arkeologi maupun antropologi.
Kisah ini menghadirkan sudut pandang baru tentang asal-usul masyarakat Tengger komunitas yang selama berabad-abad menjaga tradisi dan spiritualitas kawasan Bromo.(Red/tim)
