NEWS

Duo Pelawak Kondang Jawa Timur, Jo Klithik dan Jo Kluthuk: Menghibur Sambil Lestarikan Budaya



WARTAKOTAKITA.COM — Dunia hiburan tradisional Jawa Timur tak bisa dilepaskan dari nama dua pelawak kondang, Jo Klithik dan Jo Kluthuk. Duo ini telah menjadi ikon komedi rakyat yang tak hanya sukses mengocok perut penonton, tetapi juga berperan besar dalam melestarikan seni dan budaya Jawa melalui penampilan mereka di berbagai panggung hiburan daerah.

Berawal dari Panggung Desa

Dikenal dengan nama aslinya, Dwi (Jo Klithik) dan Soni (Jo Kluthuk), keduanya memulai karier dari panggung hiburan desa di Tulungagung dan sekitarnya. Bakat melucu yang alami serta kemampuan mereka berinteraksi dengan penonton membuat Duo Jo cepat dikenal masyarakat.

“Awalnya kami hanya tampil di Pentas Ketoprak Tobongan, wayang kulit dan hajatan. Tapi karena banyak yang suka, akhirnya undangan datang dari berbagai daerah,” ujar Jo Klithik dalam wawancara dengan Wartakotakita.com

Ciri Khas: Komedi, Musik, dan Bahasa Jawa yang Lugas

Jo Klithik dan Jo Kluthuk dikenal dengan gaya lawak mengalir, spontan, dan penuh kearifan lokal. Mereka kerap menyelipkan pesan moral, kritik sosial, hingga sindiran halus melalui bahasa Jawa yang jenaka namun tetap sopan.
Dalam beberapa kesempatan, mereka juga berkolaborasi dengan dalang dan grup campursari, menjadikan pertunjukan lebih hidup dan berwarna.

“Penonton Jawa Timur itu cerdas dan kritis. Jadi kalau mau lucu, harus paham konteks dan adat setempat,” kata Jo Kluthuk dalam salah satu sesi wawancara.

Laris di Panggung Seni dan Acara Rakyat

Kini, Duo Jo menjadi bintang tamu tetap di berbagai pagelaran wayang kulit dan acara budaya, mulai dari Blitar, Kediri, Tulungagung, Ponorogo hingga Luar Jawa bahkan se Indonesia. Mereka kerap tampil dalam hajatan besar, pentas desa, dan festival seni rakyat.
Salah satu penampilan mereka yang paling berkesan adalah saat menghibur ribuan penonton di Ponorogo dalam acara wayang kulit bersama dalang kondang lokal Ki Purbo Sasongko. 

Menjaga Profesionalisme di Tengah Popularitas

Meski jadwal tampil padat, Jo Klithik dan Jo Kluthuk tetap menjaga etika dan profesionalisme. Mereka dikenal menghargai setiap undangan, dan selalu menyesuaikan gaya lawakan dengan jenis acara.
“Siapa yang duluan undang, itu yang kami dahulukan. Tapi kalau bentrok, kami bagi dua tim,” ujar Jo Klithik sambil tertawa.

Menginspirasi Pelawak Muda

Ketenaran Duo Jo tak hanya membuat mereka dicintai penonton, tapi juga menginspirasi pelawak-pelawak muda di Jawa Timur. Banyak komedian baru yang mengaku belajar dari gaya lawakan mereka yang cerdas dan tetap menghormati nilai-nilai budaya.

Menurut Jo Kluthuk, tantangan pelawak masa kini adalah menjaga keseimbangan antara hiburan dan kesopanan.
“Lawakan itu bukan sekadar membuat orang tertawa. Tapi juga tentang menyampaikan pesan dengan cara yang bijak,” ujarnya.

Pelestarian Seni di Tengah Arus Modern

Di tengah maraknya hiburan digital, Duo Jo tetap konsisten tampil di panggung tradisional. Mereka percaya bahwa lawakan rakyat masih memiliki tempat di hati masyarakat, terutama di pedesaan.
Selain menghibur, mereka juga terlibat dalam kegiatan sosial dan budaya seperti pementasan amal, pelatihan pelawak muda, serta kampanye kebersihan lingkungan di sekitar daerah asalnya.


Dengan gaya lawak khas Jawa Timur yang segar dan edukatif, Jo Klithik dan Jo Kluthuk membuktikan bahwa seni tradisional bisa tetap hidup, relevan, dan dicintai lintas generasi.
Tawa mereka bukan hanya hiburan, tapi juga cerminan budaya, kebersamaan, dan kearifan lokal masyarakat Jawa Timur.

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image