Gerai Koperasi Merah Putih Ditarget Tuntas Akhir Januari, Dandim Ponorogo Tegaskan Komitmen
![]() |
| Wawancara dengan Dandim 0802/Ponorogo usai coffee morning bersama insan pers di Gedung Paraduta membuka peta jalan percepatan pembangunan gerai koperasi di Ponorogo. |
Dandim 0802 Ponorogo: “Kami Kejar 30 Gerai Agar Bisa Diresmikan Serentak Akhir Januari”
Pagi itu, seusai acara coffee morning bersama insan pers di Gedung Paraduta Kodim 0802/Ponorogo, suasana masih terasa hidup. Beberapa wartawan sibuk menyelesaikan catatan, para staf intel dan pendim masih berdiskusi kecil, sementara ruangan beraroma kopi tubruk yang belum benar-benar hilang.
Di tengah aktivitas itu, Komandan Kodim 0802/Ponorogo, Letkol Arh Farauk Saputra, mempersilakan kami untuk sebuah wawancara eksklusif. Senyumnya ramah, langkahnya cepat, dan gesturnya menggambarkan seorang pemimpin yang sedang mengejar target besar di bawah tekanan waktu.
“Monggo, kita mulai,” katanya
“Dari 307 target, 127 titik sudah tervalidasi”
Sebelum kami mengarahkan pertanyaan, Komandan sudah membuka inti persoalan.
Dandim 0802:
“Pencarian dan validasi lahan itu tidak mudah. Banyak lokasi tidak memenuhi syarat ukuran, akses, atau letak strategisnya. Dari total 307 target sesuai jumlah desa dan kelurahan, baru sekitar 127 yang benar-benar clear dan siap proses.”
Ia menunjuk beberapa garis pada peta yang menunjukkan akses jalan desa.
“Kita pastikan semua ini layak dan bisa operasional.”
Koordinasi dengan Pemda: Mencari Solusi Lahan Tanpa Kas Desa
Masalah lahan menjadi tantangan paling pelik.
Dandim 0802:
“Di Kecamatan Kota misalnya, tidak ada tanah kas desa. Jadi kita harus memakai lahan Pemda. Itu butuh koordinasi lintas dinas Sekda, Pemdes, Aset, camat. Dan syukurlah, Pemda memberi lampu hijau.”
Salah satu titik yang sedang diproses adalah bekas gedung sekolah yang sudah lama tidak dipakai.
“Itu harus dirobohkan, karena standar gerai harus bangunan baru.”
Standar Teknis yang Ketat
Gerai koperasi tidak bisa dibangun di sembarang lahan.
Dandim 0802:
“Luas minimalnya 600 meter persegi. Lebarnya 30 meter, panjang ke belakang 20 meter. Banyak tanah kas desa tidak cukup luas atau letaknya di tengah sawah tanpa akses.”
Ia menyebut faktor strategis sebagai syarat mutlak.
“Kita tidak ingin gerai dibangun tapi sulit dijangkau warga.”
“Akhir Januari, kami kejar 10 sampai 30 titik untuk launching”
Ketika berbicara tentang tenggat waktu, raut wajahnya berubah lebih serius.
Dandim 0802:
“Kami fokus pada 10–30 titik yang sudah bergerak sejak awal. Harapannya semua siap dilaunching akhir Januari, bersamaan dengan daerah lain di Indonesia.”
Titik-titik yang baru ditemukan atau masih proses administrasi akan menyusul pada tahapan berikutnya.
Padat Karya: Menggerakkan Tenaga Lokal
Salah satu hal yang ditekankan Kodim adalah pemberdayaan masyarakat.
Dandim 0802:
“Kita memakai sistem padat karya. Tukang dan warga setempat yang mengerjakan.
Tidak ada pihak ketiga. Semua proses pembelian material, pembayaran gaji melalui Kodim bekerja sama dengan PT Agrinas.”
Model ini membuat pembangunan sekaligus menjadi program pemberdayaan ekonomi tingkat desa.
Pembiayaan Bertahap Berdasarkan Progres
Dandim 0802:
“Anggaran bergerak sesuai progres. Kalau satu tahap selesai, kita laporkan ke Komando Atas PT Agrinas dengan foto progres dan bukti pembelian material.
Total anggaran program ini antara 2,5 sampai 3 miliar rupiah.”
Dana itu termasuk pembangunan bangunan, kendaraan operasional, AC, perlengkapan kantor, hingga karpas gerai.
Setelah Bangunan Berdiri, Sarpras Diisi Bertahap
Dandim 0802:
“Nanti ada pengisian sarpras ( Sarana Prasarana) dan kendaraan dari PT Agrinas setelah bangunan selesai. Kita pastikan gerai siap pakai saat peresmian.”
Penutup: Optimisme Seorang Komandan
Menjelang akhir wawancara, kami menanyakan apa yang paling berat dalam percepatan pembangunan ini.
Beliau tersenyum tipis.
Dandim 0802:
“Konsistensi ritme. Semua harus cepat, tapi tetap sesuai standar. Tapi saya optimis Ponorogo siap.”
Pagi itu di Gedung Paraduta, semangat itu terasa benar. Target besar yang dikejar bukan hanya pekerjaan Kodim, melainkan gerak bersama antara TNI, Pemda, dan masyarakat Ponorogo.
Editor : Warta Kota Kita
