NEWS

ANTARA MITOS DAN SEJARAH: MENGUNGKAP ASAL-USUL NAMA PONTIANAK

Ditulis oleh: Alia Maisarah, S.Ip., M.Si. (Mahasiswa Program Doktoral Sejarah, Universitas Diponegoro)

Pontianak, ibu kota Provinsi Kalimantan Barat, memiliki sejarah penamaan yang unik dan kaya narasi. Terletak tepat di garis khatulistiwa, kota ini menyimpan berbagai versi cerita mengenai asal-usul namanya. Istilah Pontianak sendiri merujuk pada makhluk halus dalam kepercayaan Melayu, yakni sosok hantu perempuan yang meninggal saat hamil atau melahirkan.
Artikel ini mengulas beragam versi tentang kemunculan nama Pontianak mulai dari legenda mistis yang melekat dalam memori kolektif masyarakat hingga penjelasan historis yang lebih rasional.


Legenda Pontianak

Versi paling populer mengenai asal-usul nama Pontianak bersumber dari legenda masyarakat Melayu setempat. Sebelum kota Pontianak berdiri, wilayah tersebut dipercaya sebagai hutan lebat yang dihuni makhluk halus.

Kisah bermula ketika Abdurrahman Alkadrie, seorang saudagar Arab keturunan Hadrami sekaligus ulama, tiba di muara Sungai Kapuas pada akhir abad ke-18 untuk membuka pemukiman baru. Ia kemudian merasa terganggu oleh kemunculan makhluk halus tersebut.

Dalam legenda diceritakan bahwa Abdurrahman melepaskan tembakan meriam untuk mengusir gangguan gaib itu. Setiap peluru meriam yang jatuh menandai lokasi yang kemudian dijadikan titik pendirian kesultanan.
Cerita ini terus hidup dalam tradisi lisan masyarakat dan menjadi bagian penting dari identitas budaya Pontianak.


Versi Historis: Pontianak sebagai Deskripsi Geografis

Selain legenda mistis, terdapat penjelasan lebih rasional mengenai asal-usul nama Pontianak. Sejumlah sejarawan dan peneliti budaya berpendapat bahwa istilah Pontianak sebenarnya bersumber dari deskripsi geografis kawasan tersebut.

Dalam bahasa Melayu kuno, kata punti/puntiq berarti hancur atau bercerai-berai, sementara anak berarti kecil atau cabang. Jika digabungkan, Pontianak dapat dimaknai sebagai tanah yang bercerai-berai atau wilayah yang terpecah menjadi cabang-cabang kecil.

Interpretasi ini sesuai dengan kondisi geografis Pontianak yang berada pada pertemuan Sungai Kapuas Besar dan Sungai Landak, yang kemudian bercabang menjadi sejumlah anak sungai. Hal ini menciptakan lanskap berupa pulau-pulau kecil, rawa-rawa, dan daratan yang terpisah-pisah.

Catatan pelaut dan pedagang abad ke-18 dan ke-19 juga menggambarkan Pontianak sebagai pemukiman di atas air, dengan rumah-rumah panggung yang berjejer di sepanjang tepi sungai.


Pendirian Kesultanan Pontianak oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie

Terlepas dari perbedaan versi penamaan, satu hal yang pasti adalah bahwa Kesultanan Pontianak didirikan pada 23 Oktober 1771 oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie.

Pemilihan lokasi Pontianak sangat strategis:

  • berada di muara Sungai Kapuas yang menghubungkan perdagangan laut Natuna dan Selat Karimata,
  • sekaligus memiliki akses menuju pedalaman Kalimantan melalui jalur sungai.

Dengan posisi ini, Kesultanan Pontianak tumbuh sebagai pusat perdagangan penting di wilayah Borneo Barat.

Abdurrahman mendapat dukungan dari masyarakat lokal, terutama kelompok Melayu dan Dayak. Ia juga menjalin hubungan diplomatik dengan Kesultanan Banjar dan kemudian dengan VOC yang tengah memperluas pengaruhnya di Nusantara.


Perkembangan Nama Pontianak dalam Catatan Sejarah

Nama Pontianak mulai muncul dalam dokumen resmi Eropa sejak akhir abad ke-18. Catatan VOC menyebut Pontianak sebagai salah satu pelabuhan utama di pesisir barat Borneo. Belanda kemudian menjalin kerja sama dagang sekaligus hubungan politik dengan kesultanan.

Pada masa kolonial, Pontianak berkembang sebagai pusat administrasi dan perdagangan. Belanda membangun benteng dan kantor pemerintahan, sehingga nama Pontianak semakin mendunia melalui peta, laporan kolonial, dan catatan perjalanan.

Meski memiliki konotasi mistis, nama Pontianak justru menjadi daya tarik tersendiri bagi pelaut dan pedagang yang singgah. Beberapa penulis Eropa bahkan menyinggung keunikan nama kota ini dalam memoar perjalanan mereka.


Pontianak dalam Konteks Budaya Melayu

Untuk memahami nama Pontianak secara utuh, penting meninjau konsep makhluk halus dalam kosmologi Melayu.
Dalam kepercayaan tradisional Melayu, alam terdiri dari dunia fisik dan dunia gaib. Pontianak adalah salah satu entitas gaib yang paling ditakuti.

Ia digambarkan sebagai perempuan berambut panjang mengenakan pakaian putih, yang muncul di tempat gelap, berair, atau di sekitar pepohonan besar seperti pisang dan beringin.

Penamaan tempat berdasarkan makhluk gaib bukanlah hal asing dalam budaya Melayu. Nama tersebut bisa menjadi bentuk penghormatan terhadap penghuni gaib, atau penanda peristiwa penting yang terjadi di wilayah tersebut.


Interpretasi Kontemporer dan Identitas Kota

Di era modern, nama Pontianak telah melebur menjadi identitas budaya dan kebanggaan masyarakatnya. Meski unsur mistis masih melekat, makna tersebut kini lebih dilihat sebagai kekhasan kota.

Pemerintah daerah juga menjadikan keunikan nama ini sebagai bagian dari strategi branding kota dan penarik wisata budaya.
Bagi masyarakat Pontianak masa kini, nama kota mereka mencerminkan perpaduan tradisi Melayu, sejarah kesultanan Islam, dan kemajuan kota metropolitan sebuah identitas hibrid yang kaya dan dinamis. 

Menelusuri sejarah penamaan Pontianak memperlihatkan betapa legenda dan fakta historis sama-sama berperan dalam membentuk identitas suatu tempat.
Pontianak adalah contoh menarik dari bagaimana narasi budaya, sejarah lokal, dan pengalaman masyarakat berpadu membentuk gambaran kota yang kita kenal saat ini.


Referensi

  1. Riwayat Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri, Pustaka BPK XII Kalimantan Barat.
  2. Syarif Abdurrahman Alkadri Perspektif Sejarah Berdirinya Kota Pontianak, Romeo Grafika.
  3. Peninggalan Sejarah Keraton Kadriah Pontianak, Proyek Pengkajian Nilai Budaya.
  4. Sistem Pemerintahan Kota Pontianak 1771–1945, Pustaka BPK XII.
  5. Jurnal Attarbiyah: “Jejak Sejarah Kesultanan Pontianak (Kajian Inskripsi Situs Makam Batu Layang)” serta tulisan Henri Chambert-Loir mengenai peradilan agama di kesultanan.
  6. Pustaka Sejarah Kesultanan Pontianak dan Pembentukan Masyarakat Melayu Pontianak, STAIN Pontianak Press.
  7. dppkbpppa.pontianak.go.id – Sejarah Kota Pontianak.

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image