WARTAKOTAKITA.com
“Berita Terkini, Gaya Masa Kini”
BREAKING NEWS

Ibnu Alfandy Yusuf, S.E., Anggota DPRD Jawa Timur F-PKB, Perkuat Pelestarian Budaya Lewat Pagelaran Wayang Kulit di Ponorogo

Foto : (kiri) Ibnu Alfandy Yusuf S.E., Anggota DPRD Jawa Timur F-PKB saat membuka Pagelaran Wayang Kulit di Ponorogo

WARTA KOTA KITA - PONOROGO — Suasana di Pondok Pesantren Mangunan Al-Bukhori, Desa Tulung, Kecamatan Sampung, sejak sore hari tampak berbeda dari biasanya. Warga mulai berdatangan, sebagian membawa keluarga, sebagian lainnya datang dalam rombongan kecil. Mereka berkumpul untuk menghadiri dua agenda penting yang dipusatkan di lingkungan pesantren tersebut, Jum'at 14 November 2025.

Di tengah antusiasme masyarakat, Ibnu Alfandy Yusuf, S.E., Anggota DPRD Jawa Timur Fraksi PKB, hadir untuk memimpin rangkaian kegiatan yang menjadi perhatian publik: peresmian Gedung Serbaguna Merah Putih serta pembukaan Pagelaran Wayang Kulit lakon “Arjuna Wiwaha”.

Foto : Anggota DPRD Jawa Timur F-PKB Ibnu Alfandy Yusuf, S.E., bersama tokoh masyarakat memotong pita sebagai tanda diresmikannya Gedung Merah Putih Pondok Pesantren Mangunan Al-Bukhori di Ponorogo

Peresmian Fasilitas yang Diharapkan Menjadi Ruang Kemajuan Masyarakat

Langkah acara diawali dengan peresmian Gedung Serbaguna Merah Putih. Bangunan baru itu berdiri sebagai fasilitas pendukung kegiatan pendidikan, sosial, dan kemasyarakatan di Pondok Pesantren Mangunan Al-Bukhori.

Foto : Gedung Serbaguna Merah Putih Pondok Mangunan Al-Bukhori Desa Tulung, Kecamatan Sampung, Ponorogo

Dalam sambutannya, Ibnu Alfandy menyampaikan bahwa pembangunan fasilitas publik memiliki peran penting dalam memperkuat kualitas lingkungan pendidikan dan interaksi sosial masyarakat.

“Semoga gedung ini menjadi ruang yang bermanfaat bagi santri dan warga sekitar, serta dapat digunakan untuk berbagai kegiatan produktif,” ujarnya.

Begitu pita terpotong, tepuk tangan pecah dari arah penonton, sementara kembang api meletus indah di belakang panggung, menambah khidmat suasana peresmian.

Dari Fasilitas ke Budaya: Menyambut Pagelaran Wayang Kulit

Memasuki waktu malam, suasana halaman pesantren bergeser menjadi pusat kegiatan seni. Panggung telah dipersiapkan, lampu-lampu mulai dinyalakan, dan suara gamelan dari Sanggar Badranaya mengisi udara. Para pedagang UMKM tampak sibuk melayani pengunjung yang terus berdatangan.

Pagelaran wayang kulit persembahan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur tersebut menampilkan dalang asli Ponorogo, Ki KRT Purbo Sasongko, dengan lakon “Arjuna Wiwaha.” Keberadaan Rina Aditama Jo Klithik & Jo Kluthuk sebagai bintang tamu turut memberi warna pada pagelaran.

Foto : Ibnu Alfandy Yusuf, Anggota DPRD Jawa Timur F-PKB, memberikan sambutan di atas panggung utama sebelum pagelaran wayang kulit dimulai.

Sebelum pertunjukan dimulai, Ibnu Alfandy Yusuf kembali menyampaikan sambutan. Ia menekankan pentingnya menjaga keberlangsungan seni tradisi, terutama di tengah dinamika sosial dan perkembangan teknologi.

“Pelestarian budaya tidak hanya dilaksanakan melalui kegiatan seremonial, tetapi melalui partisipasi masyarakat yang terus menghidupkan seni tradisi,” ujarnya, sembari mengapresiasi kehadiran warga dari Ponorogo, Trenggalek, Pacitan, Ngawi, hingga Magetan.

Anggota DPRD Jawa Timur F-PKB Ibnu Alfandy Yusuf berfoto bersama Dewan Pembina Pondok Mangunan Al-Bukhori Ibnu Multazam dan Ketua DPRD Ponorogo Dwi Agus Prayitno seusai pembukaan pagelaran wayang kulit

Kehadiran Warga Jadi Bukti Hidupnya Tradisi

Ribuan warga memadati area pagelaran. Banyak di antaranya datang tidak hanya untuk menyaksikan pertunjukan, tetapi juga untuk menikmati suasana kebersamaan yang jarang ditemui dalam kegiatan sehari-hari.

Anak-anak duduk di barisan depan, para orang tua memadati sisi kanan dan kiri area, sementara pedagang tampak bersyukur dengan ramainya pengunjung. Dalam suasana itu, pagelaran wayang tidak hanya menjadi hiburan, melainkan momentum penguatan hubungan sosial dan budaya.

Agenda yang Menyatukan Fasilitas dan Tradisi

Dalam satu rangkaian kegiatan, Ibnu Alfandy Yusuf memperlihatkan bagaimana pembangunan fasilitas fisik dan pelestarian budaya dapat berjalan beriringan. Peresmian gedung dan pembukaan pagelaran wayang menjadi simbol bahwa pembangunan tidak hanya menyentuh infrastruktur, tetapi juga ruh kebudayaan yang hidup di tengah masyarakat.

Malam itu, Pondok Pesantren Mangunan Al-Bukhori menjadi saksi bagaimana komitmen terhadap pendidikan, fasilitas publik, dan kebudayaan dirangkai dalam satu momentum bermakna. 

Pagelaran yang berlangsung hingga larut itu menjadi bukti nyata bahwa budaya masih memiliki tempat istimewa di hati warga. Dan malam itu, Ibnu Alfandy Yusuf hadir bukan sekadar sebagai pejabat, tetapi sebagai bagian dari masyarakat yang ingin menjaga warisan leluhur mereka tetap hidup.

Reporter : Eka Harnawa
Editor : Warta Kota Kita
Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image